Dalam beberapa tahun terakhir, istilah ESG (Environmental, Social, and Governance) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola menjadi semakin populer di dunia bisnis. ESG kini bukan sekadar jargon keberlanjutan, melainkan strategi inti bagi perusahaan untuk menciptakan nilai bisnis yang berkelanjutan.
Investor global, lembaga keuangan, dan konsumen kini menilai perusahaan tidak hanya dari kinerja finansial, tetapi juga dari seberapa jauh perusahaan berkomitmen terhadap keberlanjutan, transparansi, serta dampak sosial dan lingkungan. Inilah yang membuat tren ESG menjadi standar baru dalam meningkatkan reputasi, daya saing, dan profitabilitas jangka panjang.
Apa Itu ESG dan Mengapa Penting untuk Bisnis?
ESG adalah kerangka yang membantu perusahaan menilai dan mengelola dampak bisnisnya terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola. Konsep ini mendorong pelaku bisnis untuk berpikir lebih luas: bagaimana menciptakan keuntungan tanpa merusak lingkungan dan masyarakat.
Secara umum, tiga pilar utama ESG mencakup:
- Environmental (Lingkungan): bagaimana perusahaan mengelola emisi karbon, limbah, energi, dan sumber daya alam.
- Social (Sosial): bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan, mendukung masyarakat, dan menjaga hak asasi manusia.
- Governance (Tata Kelola): bagaimana perusahaan menerapkan transparansi, akuntabilitas, dan etika dalam pengambilan keputusan.
Kinerja ESG yang kuat bukan hanya meningkatkan citra positif perusahaan, tetapi juga berdampak langsung pada efisiensi operasional, mitigasi risiko, dan loyalitas investor. Menurut laporan Mandiri Institute (2023), lebih dari 95% perusahaan besar di Indonesia telah mulai mengadopsi praktik ESG, menunjukkan arah baru dunia bisnis nasional.
Mengapa Tren ESG Jadi Nilai Tambah bagi Perusahaan
1. Meningkatkan Nilai dan Reputasi Perusahaan
Perusahaan yang menerapkan ESG secara konsisten terbukti memiliki reputasi lebih baik di mata investor dan publik. Misalnya, Unilever dan Apple berhasil meningkatkan nilai pasar berkat komitmen terhadap efisiensi energi dan pengurangan jejak karbon. Di Indonesia, BUMN seperti Pertamina dan BRI juga mulai mengintegrasikan ESG ke dalam strategi bisnis mereka melalui laporan keberlanjutan tahunan.
2. Mengurangi Risiko Bisnis dan Reputasi
ESG membantu perusahaan mengidentifikasi risiko sejak dini, mulai dari dampak perubahan iklim hingga pelanggaran etika bisnis. Dengan kerangka manajemen risiko berbasis ESG, perusahaan dapat menghindari potensi sanksi hukum, kerusakan reputasi, hingga kerugian finansial jangka panjang.
3. Akses Lebih Mudah ke Investasi dan Modal
Investor global kini memprioritaskan perusahaan dengan laporan keberlanjutan yang transparan dan indikator ESG yang kuat. Lembaga keuangan bahkan mulai memasukkan kinerja ESG sebagai bagian dari penilaian risiko kredit dan investasi. Perusahaan yang patuh terhadap regulasi ESG terbaru akan lebih mudah menarik modal dari investor institusional dan dana hijau internasional.
4. Dorongan Inovasi dan Efisiensi Operasional
Penerapan prinsip ESG mendorong perusahaan untuk berinovasi dalam penggunaan sumber daya, menciptakan produk ramah lingkungan, dan mengefisienkan energi. Langkah ini tidak hanya baik bagi lingkungan, tetapi juga menurunkan biaya operasional dan meningkatkan daya saing bisnis.
Greenwashing: Tantangan Nyata dalam Implementasi ESG di Indonesia
Meski tren ESG semakin populer, muncul pula fenomena greenwashing, praktik perusahaan yang mengklaim ramah lingkungan tanpa bukti nyata. Kasus greenwashing di Indonesia semakin disorot, terutama di sektor energi, manufaktur, dan retail.
Greenwashing dapat merusak kepercayaan publik dan membuat perusahaan menghadapi sanksi reputasi maupun hukum. Untuk mencegahnya, perusahaan perlu memastikan bahwa laporan keberlanjutan dan data ESG benar-benar akurat, terverifikasi, dan sesuai standar internasional, seperti Global Reporting Initiative (GRI) atau Sustainability Accounting Standards Board (SASB).
Perusahaan juga sebaiknya melibatkan pihak ketiga independen dalam proses assurance laporan ESG agar transparansi dan kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
Akuntansi Keberlanjutan dan Laporan ESG
Salah satu tantangan utama perusahaan Indonesia adalah dalam mengukur dan melaporkan kinerja ESG. Di sinilah konsep akuntansi keberlanjutan berperan penting. Berbeda dari akuntansi konvensional yang berfokus pada profit, akuntansi keberlanjutan mencakup nilai non-finansial seperti dampak lingkungan, efisiensi energi, kesejahteraan pekerja, dan kepatuhan tata kelola.
Laporan keberlanjutan perusahaan (sustainability report) kini telah menjadi kewajiban bagi perusahaan publik sesuai dengan Peraturan OJK No. 51/POJK.03/2017. Melalui laporan ini, perusahaan dapat menunjukkan kontribusi mereka terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan memberikan transparansi bagi investor dan regulator.
Regulasi ESG Terbaru di Indonesia
Pemerintah Indonesia semakin memperkuat regulasi terkait ESG. Beberapa langkah penting yang perlu dicatat antara lain:
- Perpres No. 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon, yang mendorong perusahaan untuk melakukan penghitungan dan perdagangan emisi karbon.
- POJK 51/2017 tentang laporan keberlanjutan bagi lembaga jasa keuangan dan emiten.
- Rencana penerapan Taksonomi Hijau Indonesia, yang menjadi panduan investasi berkelanjutan nasional.
Peraturan ini menandai transisi Indonesia menuju ekonomi hijau dan menuntut pelaku usaha untuk mengintegrasikan keberlanjutan dalam strategi bisnis jangka panjang.
Langkah Nyata Menuju Bisnis Berkelanjutan
Untuk perusahaan yang ingin memulai perjalanan ESG, berikut langkah awal yang dapat dilakukan:
- Lakukan asesmen materialitas ESG untuk mengidentifikasi isu paling relevan dengan bisnis.
- Tetapkan target keberlanjutan yang terukur (misalnya net-zero emission 2050).
- Bangun sistem pelaporan ESG berbasis data dan transparan.
- Tingkatkan kapasitas internal, misalnya melalui pelatihan ESG literacy bagi pimpinan dan staf.
- Hindari greenwashing, dengan menyampaikan laporan berbasis bukti dan verifikasi pihak ketiga.
Tren ESG bukan lagi sekadar pilihan, melainkan strategi bisnis utama untuk bertahan di era kompetisi global. Dengan mengintegrasikan ESG secara autentik, perusahaan dapat membangun kepercayaan, menarik investor, dan menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan. Bagi perusahaan Indonesia, penerapan ESG juga menjadi langkah strategis dalam menyesuaikan diri dengan regulasi ESG terbaru, menghindari greenwashing, serta memperkuat daya saing di pasar internasional.
Mulai Integrasi ESG dan Akuntansi Keberlanjutan Bersama Levner Consulting
Ingin memahami bagaimana ESG dan akuntansi keberlanjutan dapat meningkatkan nilai perusahaan sekaligus memenuhi regulasi terbaru?
Levner Consulting siap membantu organisasi Anda menerapkan praktik ESG yang strategis mulai dari penyusunan laporan keberlanjutan, analisis risiko, hingga sistem pelaporan yang transparan dan kredibel.
Unduh panduan Akuntansi Keberlanjutan dan Tren ESG 2025 eksklusif kami tentang langkah-langkah praktis untuk membangun sistem pelaporan ESG yang efektif dan sesuai standar internasional.
Atau isi formulir konsultasi di halaman berikut untuk mendapatkan pendampingan penuh dari tim ahli Levner

