Pendampingan Penyusunan REA

Rapid Environment Impact Assessment (REA) merupakan solusi Cepat & Efisien untuk Mengelola Dampak Lingkungan dan Sosial Industri. Pendekatan Multidisipliner dan Teknologi Canggih memberikan analisis holistik, memungkinkan pengambilan keputusan strategis. Fokus pada keberlanjutan dan partisipasi pemangku kepentingan.


Outcomes Layanan REA

  • Peningkatan Kesadaran Keberlanjutan Lingkungan: Membantu mengidentifikasi dan mitigasi ampak negatif terhadap lingkungan, termasuk polusi udara, air, dan tanah, serta implementasi praktik-praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam setiap proses bisnis.
  • Peningkatan Efisiensi Operasional: Penerapan teknologi dan metode yang lebih efisien secara lingkungan, dan pengembangan inovasi dan teknologi hijau dalam proses produksi, dapat secara langsung mengurangi penggunaan sumber daya alam dan energi.
  • Kepatuhan Terhadap Regulasi: Memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan yang berlaku, untuk mengurangi risiko pelanggaran dan sanksi hukum.
  • Pengelolaan Risiko: Evaluasi dan mitigasi risiko lingkungan dan sosial yang terkait dengan operasi industri, serta penyusunan rencana untuk menghadapi situasi darurat.
  • Reputasi dan Kepercayaan Stakeholder: Meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemangku kepentingan dan membangun kepercayaan masyarakat dan investor terhadap praktik-praktik keberlanjutan.

Ingin perusahaan Anda dapat mencapai hasil di atas? Segera konsultasi bersama Levner Consulting!


Proses Kerja

  1. Kick Off Meeting
    • Perencanaan dan Pengumpulan Informasi Awal.
    • Identifikasi tujuan dan ruang lingkup penilaian REA.
    • Tentukan metode dan alat yang akan digunakan.
    • Pilih tim penilaian dan jadwal pelaksanaan.
    • Kumpulkan data tentang industri, jenis kegiatan, dan lokasi.
    • Identifikasi potensi dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
    • Identifikasi potensi risiko dan dampak yang dihasilkan oleh kegiatan industri.
    • Fokus pada aspek-aspek seperti polusi udara, pencemaran air, dan dampak terhadap ekosistem.
    • Lakukan pemetaan wilayah yang terkena dampak industri.
    • Identifikasi pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal dan pihak berkepentingan lainnya
  2. Pendampingan dan Pemantauan Kondisi Lingkungan
    • Tinjau kondisi lingkungan saat ini di sekitar lokasi industri.
    • Identifikasi ekosistem yang mungkin terpengaruh dan keanekaragaman hayati yang ada.
    • Lakukan pemantauan kualitas udara, air, dan tanah sebelum dan selama operasi industri.
    • Identifikasi substansi kimia dan polutan yang mungkin dihasilkan.
    • Pemetaan infrastruktur industri dan sumber daya alam yang ada di sekitar.
    • Evaluasi dampak potensial terhadap ekosistem biodiversitas dan mata air
  3. Pendampingan dan Pemantauan kondisi sosial
    • Penilaian Keterlibatan Masyarakat lokal dan masyarakat adat
    • Dapatkan umpan balik dan kekhawatiran mereka terhadap dampak industri.
    • Pencatatan demografi penduduk kesehatan, pendidikan dan kesejahteran ekonomi
    • Aspek-aspek kesejahteraan sosial, seperti perumahan, layanan sosial, dan infrastruktur dasar.
    • Hak asasi manusia
    • Penilaian dampak terhadap budaya dan identitas lokal
  4. Pengembangan Rencana Pemantauan dampak dan Manajemen berkelanjutan
    • Buat rencana pemantauan lingkungan berkelanjutan.
    • Tetapkan indikator kinerja dan prosedur manajemen untuk mengurangi dampak dan meningkatkan keberlanjutan.
    • Tinjau teknologi dan metode yang dapat digunakan untuk mengelola dan memitigasi dampak industri.
    • Pertimbangkan teknologi hijau dan praktik berkelanjutan.
  5. Evaluasi sistem pengelolaan cemaran yang diimplementasikan oleh industri.
    • Identifikasi potensi dampak berbahaya dan langkah-langkah pengurangannya.
    • Lakukan pemantauan berkelanjutan terhadap dampak industri.
    • Terapkan perbaikan berkelanjutan berdasarkan hasil evaluasi.
  6. Pelaporan, Pengambilan keputusan, dan rencana mitigasi
    • Buat mekanisme pelaporan kepada pemangku kepentingan.
    • Berikan transparansi tentang dampak dan tindakan yang diambil untuk mengelola mereka.
    • Berdasarkan hasil penilaian, buat keputusan terkait operasi industri.
    • Rencanakan dan implementasikan langkah-langkah mitigasi dampak yang diidentifikasi.
  7. Evaluasi Akhir dan Pembelajaran
    • Evaluasi keseluruhan proses penilaian REA.
    • Pelajari pengalaman dan terapkan pembelajaran untuk penilaian masa depan.
  8. Ujian atau Penilaian REA oleh lembaga sertifikasi
    • Peserta menjalani ujian atau penilaian yang melibatkan pertanyaan atau kasus studi terkait dengan penilaian lingkungan dan REA.
    • Ujian ini dapat mencakup pemahaman konsep, aplikasi metodologi penilaian, dan keterampilan praktis
    • Lembaga sertifikasi mengevaluasi dokumen yang diajukan oleh peserta, seperti laporan penilaian REA sebelumnya atau bukti keterlibatan dalam proyek lingkungan.
    • Beberapa program sertifikasi mungkin melibatkan wawancara dengan peserta untuk mengukur pemahaman dan keterampilan langsung mereka.
    • Untuk beberapa sertifikasi, peserta mungkin diharuskan melakukan penilaian lapangan atau studi kasus sebagai bagian dari ujian praktis.
  9. Sertifikasi
    • Lembaga sertifikasi membuat keputusan tentang apakah peserta berhasil atau tidak dalam memenuhi kriteria sertifikasi.
    • Jika berhasil, peserta menerima sertifikat yang menegaskan bahwa mereka telah lulus ujian dan memenuhi syarat sertifikasi REA.
    • Beberapa sertifikasi mungkin memerlukan pemeliharaan dengan cara mengikuti pelatihan lanjutan atau memperbarui keterampilan dan pengetahuan secara teratur.

Prinsip Kerja

  1. Cepat dan Efisien: REA didesain untuk memberikan evaluasi cepat dan efisien terhadap dampak lingkungan suatu kegiatan atau proyek. Fokus pada identifikasi aspek-aspek utama yang memerlukan perhatian khusus.
  2. Pendekatan Multidisipliner: Melibatkan tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, seperti ahli lingkungan, ahli sosial, dan ahli teknis untuk memastikan pemahaman yang holistik terhadap dampak potensial pada berbagai aspek lingkungan dan sosial.
  3. Partisipatif: Melibatkan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam proses evaluasi. Memberikan kesempatan masyarakat lokal dan pihak berkepentingan untuk berkontribusi dengan memberikan informasi dan umpan balik.
  4. Pemanfaatan Data Sekunder: Memanfaatkan data sekunder yang telah ada, seperti peta, data iklim, data geografis, dan studi sebelumnya sehingga dapat mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan informasi secara langsung.
  5. Pendekatan Berbasis Risiko: Mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi risiko lingkungan dan sosial yang mungkin muncul dan hanya fokus pada dampak yang memiliki tingkat risiko tertinggi
  6. Penerapan Prinsip Keberlanjutan: Memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam proses evaluasi. Mendorong identifikasi solusi berkelanjutan untuk mengelola dampak dan risiko.

Tim Kami

100+ Tenaga Ahli Yang Kompeten & Kredibel Di Berbagai Bidang

Lusye Marthalia

Lusye Marthalia

Sustainability Expert
Salman Nursiwan Bachtiar

Salman Nursiwan Bachtiar

Sustainability Expert
Gugi Yogaswara

Gugi Yogaswara

Environmental and Management System Consultant
Klik di sini
628 1111 33421
Customer Support
Halo, ada yang bisa kami bantu?
Design & Custom by Gusvira Digital