Sampah di Indonesia: Fakta dan Solusi yang Harus Kamu Ketahui!

Volume timbulan sampah di Indonesia terus meningkat dan menjadi perhatian serius. Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dirilis melalui Databoks (2024) menyatakan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 33,79 juta ton sampah pada tahun 2024. Meski jumlah ini menunjukkan penurunan sebesar 21,83% dibandingkan tahun 2023, angka tersebut tetap menjadi tantangan besar dalam pengelolaan sampah nasional.

Data ini mencakup laporan dari 311 kabupaten/kota dari total 514 wilayah administratif di Indonesia. Sebagai perbandingan, Singapura, dengan sistem pengelolaan sampah yang lebih terstruktur, hanya menghasilkan 1,67 juta ton sampah sepanjang 2023. Perbandingan ini menyoroti perlunya perbaikan sistem pengelolaan sampah di Indonesia.

Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan adalah komposisi sampahnya. Sebanyak 39% dari total timbulan sampah Indonesia adalah sisa makanan. Sampah domestik organik seperti ini membawa potensi risiko lingkungan yang besar. Proses pembusukan sisa makanan menghasilkan air lindi yang dapat mencemari tanah dan air tanah, serta emisi gas metana (CH₄), gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida, sehingga dapat mendorong perubahan iklim.

Selain itu, gas metana sangat mudah terbakar. Jika terperangkap dalam timbunan sampah tanpa pengelolaan yang memadai, gas ini dapat menyebabkan ledakan. Seperti tragedi Leuwigajah di tahun 2005, saat ledakan timbunan sampah menewaskan 157 jiwa.

Grafik Jumlah Timbulan Sampah

Grafik Jumlah Timbulan Sampah di Indonesia yang Terkelola dan Tidak
Sumber : Ahdiat, databoks (2024)

 

Kondisi pengelolaan sampah domestik saat ini juga memperparah permasalahan. Menurut laporan Databoks (2024), sebanyak 20,2 juta ton sampah domestik tidak terkelola dengan baik. Minimnya fasilitas pengolahan dan rendahnya literasi masyarakat tentang pengelolaan sampah menjadi penyebab utama. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah menyebabkan peningkatan volume sampah tidak terkelola setiap tahunnya.

Peningkatan literasi pengelolaan sampah perlu ditingkatkan utuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang urgensi mengelola sampah melalui sosialisasi lingkungan atau program lainnya. Karena tanpa adanya program tersebut, solusi jangka panjang pengelolaan sampah akan sulit tercapai.

Dari Sampah Menjadi Berkah: Solusi Pengelolaan Sampah yang Tepat

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar. Sampah domestik memiliki nilai manfaat yang signifikan jika dikelola dengan tepat. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos atau biogas, sedangkan sampah anorganik dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang (recycle) atau upcycle menjadi produk baru. Pengembangan fasilitas pengelolaan sampah yang dekat dengan masyarakat menjadi kunci untuk mendorong perubahan perilaku dan efektivitas pengelolaan.

Salah satu inovasi nyata yang menawarkan solusi berbasis komunitas adalah School of Waste Management (SWAM). Solusi ini merupakan inisiatif dari Prof. Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, MSc, Guru Besar dari IPB University yang berpengalaman luas dalam bidang pencemaran lingkungan dan pengolahan limbah. Dengan prinsip “mudah dan murah”, SWAM dikembangkan untuk menyediakan solusi pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga (RT) secara berkelanjutan. Fasilitas ini dirancang agar pengelolaan sampah dapat dilakukan tanpa teknik rumit, cukup sederhana sehingga hanya membutuhkan sekitar 11 detik untuk mengolah sampah organik dari satu kepala keluarga.

SWAM mampu menampung dan mengolah sampah dari sekitar 34 Kepala Keluarga (KK) secara berkelanjutan. Memiliki infrastruktur pendukung meliputi bak kompos, unit pirolisis, plastic tank, wet scrubber untuk pembakaran sampah ramah lingkungan, rak biopond, dan sistem rainwater harvesting. Pendekatan ini tidak hanya efektif dari sisi teknis, tetapi juga dapat ditiru dengan biaya yang lebih terjangkau oleh banyak komunitas lain di Indonesia.

Dengan adopsi konsep seperti SWAM, pengelolaan sampah domestik dapat ditingkatkan secara signifikan. Inisiatif berbasis komunitas ini membuktikan bahwa membangun sistem pengelolaan sampah yang efisien, terjangkau, dan berdampak besar adalah sesuatu yang sangat mungkin dilakukan, bahkan mulai dari lingkungan terkecil kita sendiri.

Sudah saatnya kita beralih dari sekadar membuang sampah menjadi mengelola sampah secara bertanggung jawab. Dengan membangun kesadaran, memperkuat sistem pengelolaan lokal, dan mendukung inisiatif seperti SWAM, kita bisa menciptakan perubahan nyata bagi lingkungan dan keberlanjutan untuk generasi mendatang.

Ingin Bisnis Anda Lebih Terstruktur & Tersertifikasi?

Tim ahli kami siap bantu Anda capai standar terbaik untuk bisnis Anda.

Konsultasi Sekarang